Putri Ayu dan Raja Jin
Dahulu kala ada
seorang raja besar yang mempunyai dua belas orang putra, laki-laki semua. Raja
ini sungguh aneh. Mestinya dia merasa bangga dengan semua anak laki-lakinya.
Tapi ia malah mempunyai keinginan lain. Ia ingin sekali mempunyai seorang anak
putri. Padahal bagi seorang raja anak lelaki penting daripada anak perempua,
sebab anak laki-laki dapat melanjutkan garis keturunan secara jelas. Guna
memenuhi keinginannya itu ia memanggil seorang dukun sakti agar member ramuan
dan mantera supaya permaisuri melahirkan seorang putri.
Sang dukun
menyanggupinya namun Sang Raja harus mengorbankan dua belas orang putranya.
Sang raja menyanggupi syarat tersebut tanpa mempertimbangkannya dengan
permaisuri. Raja gembira atas kesanggupan si dukun, ia akan mempunyai seorang
putri. Sebaliknya permaisuri sedih karena berarti dia akan kehilangan dua belas
putranya jika ia melahirkan anak perempuan. Permaisuri berdoa siang malam agar
kedua belas putranya tidak dibunuh oleh raja jika lahir seorang putri darinya.
Permaisuri akhirnya
mendapatkan akal dia telah menyuruh putranya pergi jauh pada saat ia hendak
melahirkan. Setelah waktunya tiba, ternyata permaisuri melahirkan seorang
putri. Permaisuri segera mengutus seseorang untuk memasang bendera merah.
Melihat tanda itu dua belas orang putra yang berada di luar perbatasan kerajaan
segera pergi masuk hutan. Seperti pesan ibunya mereka tidak akan kembali ke
istana lagi.
Sang Raja bahagia
sekali karena terkabul permintaannya. Makin hari putrinya makin besar. Ia
berani dan pandai. Lalu dia menanyakan kepada ibunya apakah dia punya saudara,
permaisuri mula-mula tak mau mengaku. Namun akhirnya tak dapat berbohong
terus-menerus. Sebab, putrinya selalu menemukan mainan anak laki-laki yang
berjumlah dua belas. Akhirnya ibunya berterus terang bahwa putrinya sebenarnya
mempunyai saudara laki-laki dua belas orang. Sekarang entah dimana, permaisuri
tidak tahu. Putri yang cantik jelita itu memutuskan bahwa bagaimanapun caranya,
ia harus menemukan saudaranya.
Keesokan harinya putri
itu kabur dari istana. Seluruh isi istana ribut mencarinya. Tapi tidak
ditemukan. Permaisuri yang telah lama sakit-sakitan karena kepergian dua belas
putranya, kini semakin sedih atas kepergian putrinya, akhirnya ia meninggal.
Seluruh istana berkabung. Sementara itu Sang Putri yang melarikan diri dari
istana, keluar masuk hutan mencari dua belas saudaranya. Jika malam tiba ia
memanjat pohon agar tidak diserang binatang buas.
Pada suatu hari,
setelah kelelahan berjalan di tengah hutan, ia menemukan sebuah pondok. Ia
ingin tahu siapa yang ada di situ sekaligus minta minum karena beberapa hari
putri tidak menemukan air minum. Ternyata disitu diam seorang nenek yang sedang
memperdalam ilmu kesaktian. Melihat putri itu si nenek merasa iba lalu diberikan
makan minum kepada putri. Bahkan putri itu akhirnya tinggal menemani nenek tersebut.
Pagi hari biasanya si
nenek keluar rumah mencari akar tumbuhan untuk jamu. Sang putri ditinggal
sendirian dirumah. Padahal rumah si nenek tua berada di wilayah kekuasaan Raja
Jin. Kedatangan sang putri istana di hutan itu ternyata sudah diketahui oleh
Raja Jin penguasa hutan itu. Raja Jin segera datang ke tempat nenek tersebut. Diculiknya
putri itu ketika nenek sedang tak ada dirumah. Raja Jin bermaksud memperistri
putri tersebut. Namun Putri tidak mau. Putri dibawa ke istana, ke taman yang
indah. Tetapi putri sama sekali tidak tertarik.
Ketika Raja Jin itu
bermaksud memeluknya, putri itu menghindar. Hal itu membuat raja Jin marah.
“Hai Putri yang
cantik! Mengapa kamu tak mau menjadi istriku? Malah lari seperti anjing melihat
harimau?”
Seketika itu juga
putri berubah menjadi seekor anjing.
“Rasakan sekarang!
Jika kamu tidak mau menjadi isteriku kamu akan tetap menjadi seekor anjing.
Kalau kamu bersedia, aku akan membebaskanmu” ancam raja Jin tersebut.
“berpikirlah, aku beri
waktu satu hari!”
Anjing jelmaan itu
mondar-mandir di taman diantara pot-pot bunga. Dalam hati putri yang telah
berubah wujud itu selalu mohon kepada Tuhan agar dia dibebaskan dari
penderitaannya. Sewaktu ia sedang berjalan-jalan dia mendengar pot-pot bunga
berbicara satu dengan yang lainnya. Anjing penjelmaan itu menghentikan langkahnya.
Ia bertanya pada pot-pot bunga itu siapa mereka sebenarnya. Salah satu pot
bunga itu bercerita bahwa mereka dua belas bersaudara telah dikutuk menjadi pot
oleh Raja Jin. Akhirnya anjing itu pun menceritakan siapa dirinya. Mereka
berbahagia karena telah menemukan saudaranya semua. Lalu mereka membuat rencana
untuk menjebak si raja Jin.
Pada suatu hari Raja
Jin datang, anjing jelmaan putrid menyatakan sanggup menjadi isterinya, tetapi
semua permintaan putri nanti harus dituruti. Raja Jin gembira sekali. Ia segera
membebaskan putri dari kutukan. Seketika itu juga gadis itu telah kembali ke
wujudnya semula, seorang putri yang cantik jelita. Setelah bebas putrid
mengajukan permintaannya, yang pertama pot-pot itu harus dibebaskan, agar dia
punya teman manusia biasa. Raja Jin menyanggupi. Yang kedua putri sebagai calon
isteri harus tahu dimana letak kesaktian raja jin, agar kelak tak terjadi
kesalahan.
“Apa maksudmu agar
tidak terjadi kesalahan?” Tanya Raja Jin.
“begini..” sahut Sang
Putri
“supaya aku tidak
salah pegang atau salah injak yang menyebabkan kematianmu”
“hahaha..!” Raja Jin
tertawa senang
“bagus,bagus! Jadi kau
juga memperhatikan keselamatanku?”
“sudah tentu, bukankah
aku ini calon istrimu!” kata Sang Putri.
Raja Jin pun
memberitahukan bahwa kesaktiannya ada didalam burung balam yang ada di sangkar emas belakang istana. Semua
rahasia ini disampaikan putri kepada saudaranya secara sembunyi.
“sekarang kita harus
membagi tugas” kata putra tertua.
Mereka membagi tugas.
Sang Putri akan menemani Raja Jin bercengkrama di taman sambil menyulam baju
untuk persiapan pesta perkawinan. Para jin yang mengawal istana juga dilibatkan
dalam kesibukan yang padat untuk mempersiapkan pesta meriah perkawinan raja
mereka. Sementara itu putra tertua segera masuk ke ruangan bawah dibelakang
istana.
Pada saat yang sama
Raja Jin sedang bercengkrama, menikmati keindahan taman dengan sang Putri. Saat
itulah digunakan oleh saudaranya untuk beraksi. Putra tertua mencari kandang
burung balam dibelakang istana. Dengan susah payah akhirnya ia dapat menemukan
ruang bawah tanah itu. Memang disana ada sangkar emas berisi burung balam
berwarna merah darah. Sangkar itu ternyata sangat kuat dan berat. Putra tertua
seudah berkali-kali mencoba membuka pintu sangkar namun tidak pernah berhasil.
“apa yang harus
kulakukan? Bagaimana caranya menghabisi nyawa burung ini?” ia berpikir keras
Karena tak dapat
membuka pintu sangkar, maka akhirnya ia angkat sangkar itu lalu dibawa keluar.
Ia berlari kea rah kolam besar, sangkar itu dimasukkan ke dalam kolam dan
diberi batu besar agar tidak terapung. Sang Raja Jin yang sedang bercengjrama
itu tiba-tiba menjerit-jerit kesakitan dan masuk ke dalam kolam di tengah taman
dan tidak pernah muncul-muncul lagi.
Putra tertua segera
mengumpulkan semua jin-jin pengawal istana. Ia berkata kepada mereka
“Aku telah membunuh
raja kalian. Mulai sekarang, siapa saja yang tidak tunduk kepadaku, maka aku
akan membunuhnya”
Para Jin pengawal itu
ketakutan mendengar ucapan putra tertua. Sejak saaj itu saudara putri yang
tertua. Sejak saat itu saudara putri yang tertua diangkat menjadi Raja, yang
lain diangkat sebagai pejabat kerajaan. Putri hidup bahagia dengan
saudara-saudaranya. Nenek tua yang pernah menolong putri dipanggil agar tinggal
diistana menemani sang Putri.
Comments
Post a Comment